Oleh: Peter Phillip dari Berlin
(Para pendukung Saad Hariri merayakan kemenangan pemilu)Setelah Suriah menarik mundur semua tentaranya dari Libanon, untuk pertama kalinya di negara itu digelar pemilu parlemen bebas. Partai aliansi dari Saad Hariri, putra mendiang mantan PM Rafik Hariri yang terbunuh bulan Februari lalu, tampil sebagai pemenang. Tapi dipertanyakan, apakah itu saja sudah cukup untuk membawa Libanon, menjadi sebuah negara demokrasi modern?Sejauh ini pemilu di Libanon memang berlangsung lancar. Partai politik dari Saad Hariri, dinyatakan sebagai pemenang pemilu parlemen, namun masih terdapat sejumlah pertanyaan, yang mungkin sulit dijawab. Mula-mula dipertanyakan, apakah sebuah nama keluarga tokoh terkemuka, mencukupi untuk kualifikasi bagi sebuah jabatan dan martabat seorang kepala pemerintahan? Mendiang Rafik Al Hariri juga mendapat kritikan tetapi ia populer di kalangan luas rakyat Libanon. Sebab, paling tidak ia melakukan banyak hal bagi pembangunan kembali Libanon, sama banyaknya seperti bagi kepentingan ekonominya sendiri. Walaupun sisa reruntuhan dari perang saudara bertahun-tahun, masih kelihatan di sana-sini, namun Beirut yang modern, juga bersinar dengan sejumlah kawasan yang sangat modern dan mewah, yang tidak kalah dari kawasan serupa di Paris, dan nama Hariri tentu terkait dan tidak dapat dilepaskan dengan hal tsb. Apakah hal itu, akan dapat menjadikan anaknya seorang tokoh politik, yang juga dapat memecahkan berbagai masalah politik di Libanon?Masalah semacam itu, cukup banyak terdapat di Libanon, dan bukan hanya di bidang politik ekonomi saja, dengan utang luar negeri yang cukup tinggi. Di sisi lain, istilah oposisi juga teramat sulit. Dalam situasi bagaimana kelompok pemerintah di masa depan, dapat menamakan dirinya oposisi? Yang dimaksud oposisi, adalah kelompok yang menentang eksistensi serta campur tangan Suriah di Libanon. Damaskus memang telah menarik seluruh tentaranya. Tetapi merupakan kebodohan, jika menganggap Suriah tidak melanjutkan kepentingannya di bekas negara protektoratnya. Pembunuhan wartawan yang kritis terhadap Suriah, Samir Kassir belum lama ini, merupakan sebuah contoh tanda peringatan.Menjadi sangat berbahaya, jika kekuatan pimpinan di Libanon, hanya menetapkan haluannya sebagai oposisi menentang Suriah. Sebuah negara, tidak akan tertolong, hanya dengan sikap oposisif dan penolakan saja, melainkan hanya dengan upaya baru yang positif dankonstruktif, melalui pembangunan, perujukan dan kerjasama. Namun kesiapan untuk itu, sejauh ini tidak ditunjukkan dengan cukup jelas. Libanon baru, sangat mirip dengan Libanon lama, dengan sistem yang kuno, yang di masa lalu merupakan penyebab situasi buruk.Kelompok-kelompok lama masih eksis, kelompok yang mengedepankan kepentingan kekuasaan, berdasarkan agama dan kesukuan. Nama-nama aktornya tetap sama. Kadang-kadang generasinya saja yang baru, tetapi orangnya yang itu itu juga. Semua orang berharap, dapat memanfaatkan berlakunya sebuah sistem proporsional, untuk melindungi dirinya maupun kepentingannya. Sebuah sistem, yang memiliki niat baik, untuk memungkinkan kehidupan bersama yang damai, diantara berbagai kelompok yang beraneka ragam. Dan dalam waktu bersamaan, juga memiliki kontribusi untuk menghapuskan masalah antar agama.Sebuah Libanon baru, harus muncul dari pemikiran pembagian kekuasaan secara proporsional semacam itu. Dan tidak harus menamakan dirinya anti Suriah, anti Israel atau anti apapun, melainkan di garis depan terutama harus membela kepentingan rakyat Libanon. Untuk itu, diperlukan partai politik dengan program yang jelas, yang sejauh ini partai semacam itu tidak ada di Libanon. Untuk itu, juga diperlukan tokoh politik baru, yang tidak hanya tampil sebagai perwakilan keluarga. Melainkan sebagai teknokrat, dimana kesejahteraan rakyat menjadi program utamanya. Libanon masih jauh dari kondisi untuk berubah menjadi negara demokrasi modern. Sekarang Libanon, satu persatu negara-negara di kawasan Timur-Tengah, tampaknya akan terhempas badai perubahan.